; 𝐀𝐥𝐥𝐞𝐧'𝐬 𝐀𝐝𝐯𝐞𝐧𝐭𝐮𝐫𝐞: Februari 2013

Cari Blog Ini

Selasa, 26 Februari 2013

Tour De Khatulistiwa 2013






Event Tour De Khatulistiwa 2013 bertepatan dengan perayaan festival Cap Go Meh 2564 / 2013, yang merupakan salah satu budaya Tiong Hoa yang sangat terkenal di Kalimantan Barat, event tersebut dikemas dalam satu paket (balapan sepeda di dalam kota dan touring bersama memperebutkan Piala Tetap dan Medali Menko KESRA) untuk menarik pariwisata mancanegara dan Internasional. 

Kegiatan ini diikuti 300 peserta (komunitas atau grup bersepeda), peserta khusus masyarakat dari dalam kota dan umum dari luar kota Pontianak. Jalur bersepeda yang dilalui mengitari jalan raya / race dalam kota Pontianak dan akan dilanjutkan besok harinya yaitu Touring bersama ke Singkawang atau Singkawang Endurance Challenge.



Event Tour de Khatulistiwa dibagi menjadi 2 bagian :

1. Pontianak City Road Race / Criterium, 22 February 2013 (jumat pagi-sore) , satu satunya event balapan criterium yang diadakan di dalam kota Pontianak, dengan jarak 8 putaran (+/-32km), disini cara permainannya adalah bermain cepat dan agresif (tarkam style), dengan route jalan dalam kota Pontianak, dengan start dan finish dari jalan Gajah Mada - menyelusuri jalan Pahlawan - masuk ke jalan Tanjungpura - masuk menuju ke jalan H Agus Salim dan berputar kembali ke jalan Gajah Mada. 



Peserta bersepeda dari beberapa kategori mulai berkumpul jam 05.45 wib, Dan start akan dimulai jam 06.15 wib oleh Menpora RI, sampai dengan selesai.

Start dan rincian jarak tempuh para peserta lomba dalam 1 putaran @ 4,2 km dengan ketentuan sbb :

1. Master C (usia 50 keatas) : 8 putaran (Start dari jam 06.15 –07.45 wib) 
2. Master B (usia 40-49) : 8 putaran (Start dari jam 08.00–09.30 wib) 
3. Master A (Usia 30-39) : 8 putaran (Start dari jam 09.45 –11.30 wib) 
Catatan: Race Master A, B, C khusus KOMUNITAS dan tidak berlaku untuk Atlet dan Mantan Atlet
4. Master Expert (Mantan Atlet, usia 35 keatas) : 8 putaran (Start dari jam 13.45 –14.30 wib)
5. Man Open (Atlet dan non atlet, usia 17 tahun ke atas): 8 putaran (Start jam 14.45 –15.45 wib).

Kelas Master C


Dan dilanjutkan Penyerahan Piala Tetap Menko KESRA RI, yang diserahkan oleh Bapak HR. Agung Laksono.




2. Singkawang Endurance Challenge 153 KM, dengan rute Pontianak - Singkawang adalah Tantangan Ketahanan Bersepeda 1 Etape dan dengan 4 POS pemberhentian, konsep Singkawang Endurance Challenge adalah touring bersama sejauh 153km, dengan pengamanan dari pihak Kepolisian dan panitia penyelenggara, rute yang dilalui sangat menyenangkan. Selain Bersepeda ada acara bakti sosial yang dapat membantu kesejahteraan masyarakat yang tidak mampu diwilayah Pontianak dan Singkawang. Serta diisi dengan hiburan seremonial seperti acara pesta rakyat kesenian: musik, penyanyi, dan atraksi kebudayaan.

Medali Finisher Singkawang Endurance 153km

23 February 2013 (Sabtu pagi) 
Peserta berkumpul jam 6.00 dan Start dimulai pukul 7.00 dari depan halaman Kantor Gubernur Kalimantan Barat dan dilepas oleh MENKO KESRA RI, MENPORA RI, dan didampingi Gubernur / Walikota.

23 February 2013 (Sabtu sore-malam)
Finish pukul 15.00 di Singkawang dan diterima oleh Walikota. Pukul 19.00 para peserta bersepeda diundang ramah tamah bersama Walikota dan pejabat kota Singkawang. Selain itu ada pembagian Medali Penghargaan dari Kemenko bidang KESRA RI kepada para peserta bersepeda bersama para Menteri dan Pejabat Kota Singkawang 

24 February 2013 (Minggu pagi-siang)
Peserta bersepeda konvoi mengawali pembukaan acara CAP GO MEH di Singkawang serta mengikuti acara tradisi karnaval CAP GO MEH sampai selesai

24 February 2013 (Minggu siang-sore)
Pukul 11.00 peserta kembali ke hotel masing-masing untuk makan siang dan persiapan peserta bersepeda kembali ke Pontianak dari Singkawang menggunakan bis malam Gala Dinner bersama Gubernur Kalimantan Barat dan Walikota Pontianak dan undian doorprize.



Tanggapan penulis atas Event Tour De Khatulistiwa 2013:

Menurut saya sebagai penulis di blog ini, secara keseluruhan acara ini berjalan dengan sangat baik dan memuaskan, beberapa rute yang saya anggap akan terjadi masalah / kecelakaan ternyata jauh dari yang diperkirakan, anda coba bayangkan, lomba / race di tengah kota yang menjadi sentral perdagangan kota Pontianak, ada pasar, banyak gang di sepanjang jalan raya, ruko ruko, dengan pengawalan dari aparat kepolisian dan kontrol dari panitia pelaksana semua berjalan dengan aman dan lancar dengan zero accident, hebat.
Kondisi jalan aspal saat race di kota Pontianak agak "bergelombang", tapi tanpa ada lubang, semua di aspal ulang, ada satu tikungan tajam dan sempit di lokasi jalan Agus Salim, tapi tidak ada kendala, semua berhasil melewati rute tsb.

Beberapa area jalan bisa anda lakukan untuk meninggalkan lawan / breakaway seperti di rute jalan Gajahmada (datar dan arah angin bertiup sejajar) atau di jalan Agus Salim (dengan tikungan yg cukup tajam dan sempit), ada juga rute yang panjang tapi dengan hambatan tiupan angin yang kencang seperti di jalan Tanjungpura.

Begitu juga dengan kondisi saat Touring ke Singkawang, jumlah peseta yang begitu banyak bisa di tangani oleh aparat kepolisian dan panitia dengan sangat baik, ini sangat jarang saya temukan di event touring lain, pelaton yang terbagi bagi masing masing di kontrol oleh marshal dengan motor, jadi anda tidak perlu khawatir terlepas dari pelaton karena pasti ada marshal yang siap mendampingi anda.

Saya sempat 2x mengalami kempes ban saat touring, kesiapan panitia/ marshal patut dipuji, mereka menunggu dengan sabar proses pemasangan ban sampai selesai setelah itu dituntun sampai ke tujuan, begitu juga dengan back up mobil bagi yang tidak mampu melanjutkan perjalanan.
Anda juga akan disuguhin dengan acara pesta rakyat kesenian: musik, penyanyi, dan atraksi Kebudayaan dan tentunya dengan jumlah makanan berlimpah yang bisa anda nikmati.

Bravo buat panitia pelaksana Tour de Khatulistiwa 2013, ditunggu event berikutnya.

MenkoKESRA Bp.Agung Laksono bersama Panitia pelaksana Bp Asin B.

Persiapan saat mengikuti event race Pontianak City Road Race / Criterium,

Thanks GOD atas semua berkatMu, kami dari team SCT (Serpong Cycling Team) menyabet 2 Piala Tetap MenkoKESRA (Juara 2 dan 3) dan 3 piagam Runner Up 5th di kelas Master A, B, C dan Mantan Expert.

Master A (Usia 30-39) Juara 2 : Allen Gozali , Runner Up 5th : Christian Wijaya
Master B (usia 40-49) Juara 3 : Jimmy Lie
Master C (usia 50 keatas) Runner Up 5th : Halim
Master Expert (Mantan Atlet) Runner Up 5th : Fanny Gunawan

Semua ini kami lakukan dengan latihan yang cukup panjang dan melelahkan, dengan dilatih oleh mantan atlet pemenang medali perak Asian Games; Fanny Gunawan, perjuangan kami akhirnya membuahkan hasil dengan mendapatkan podium.



Di blog ini saya mau berbagi sedikit mengenai suka duka kami sebagai hobies bagian dari komunitas sepeda balap, bagaimana proses latihan dan interaksi dengan teman teman dan usaha kami untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk mendapatkan podium (khususnya dari komunitas penggemar):

1. "Coach" atau "Pelatih", sebelum memulai ini semua, langkah awal adalah mencari pelatih, tanpa seorang pelatih, sia sialah hasil latihan anda, dalam dunia olahraga fungsi dan peran pelatih sangat erat hubungannya dengan capaian prestasi yang diukir oleh atlet, pelatih adalah seorang yang harus tahu tentang semua kebutuhan yang menjadi dasar bagi terpenuhinya kondisi dimana atlet memiliki peluang untuk mencapai prestasi, seorang pelatih dituntut mampu menjalankan profesinya dengan tidak semata mata bermodalkan dirinya sebagai bekas atlet, melainkan harus melengkapi dirinya dengan seperangkat kompetisi pendukung yang penting, diantaranya adalah kemampuan untuk mentransfer pengetahuan keolahragaannya kepada atlet secara lengkap baik dari segi teknik, taktik maupun mental.

Jadi...carilah pelatih terlebih dahulu....



Fanny Gunawan

2. Sang "Eksekutor" atau individu yang mau dilatih, disini perlu saya tekankan, perbedaan karakter pribadi antara Atlet dan Peggemar sangat berbeda jauh, anda tidak bisa melatih seorang "Penggemar" dengan cara latihan Atlet, program latihan harus disesuaikan, "Penggemar" / Hobies disini adalah kebanyakan dari profesional dan wiraswasta, mereka sangat sibuk dan masih mempunyai keinginan untuk berprestasi di bidang olah raga sepeda, tingkat stress juga jauh lebih besar, tingkat umur rata rata 38 tahun ke atas, harus memikirkan rutinitas pekerjaan, dll, berbeda dengan atlet, yang memang sudah difokuskan ke bidang tersebut.
Komunitas penggemar yang berprestasi akan mengikuti kelas Master (A,B,C - berdasarkan umur) saat perlombaan.

Secara pribadi saya ingin menegaskan, dengan adanya pelatih yang baik, tanpa ada keuletan dan disiplin dari anda sendiri, tidak akan bisa naik podium, jadi ini semua kembali ke kita masing masing, anda harus memiliki mental yang pantang nyerah dan rendah hati, tidak sombong, salah satu kekurangan dari level penggemar adalah merasa mengerti semua (terlalu banyak baca di internet, banyak dengar informasi dari orang lain yg tidak expert dibidangnya, merasa paling kuat, dll), padahal secara teori dan praktek di lapangan kadang berbeda jauh, disini anda harus banyak belajar dari pelatih dan mau "Mendengarkannya".

Masa recovery adalah masalah dilematis di kalangan pembalap penggemar, dengan waktu yang sangat terbatas dan latihan yang keras tidaklah gampang, kadang sampai di kantor anda mengalami kelelahan dan ngantuk, pekerjaan terbengkalai, semua ini butuh pengorbanan, saran saya, siapkan waktu sebulan atau dua bulan untuk latihan intensif, prioritaskan program latihan diatas segalanya, jika anda ingin naik podium, Anda cukup latihan intensif 2 bulan sebelum lomba tentunya dengan seorang pelatih yg prof, jika anda berlatih dengan program yang benar, anda tidak perlu menghabiskan waktu yang panjang untuk berlatih, sehari cukup 1-1.5 jam (tentunya anda sudah memiliki basic sebelumnya, sudah pernah ikut lomba, pernah dilatih, jam terbang cukup lama), bagi penggemar yang jam terbang gowesnya belum tinggi dan mau naik podium, tulisan saya ini tidak berlaku, pelatih akan melakukan seleksi, apakah anda layak mengikuti race tsb.

Criterium Master A - Podium 2


Bersama Menkokesra Bp. Agung Laksono

Bersama Gubenur Kalbar, Bp Cornelis M.H

3. Dukungan dari teman teman klub komunitas, ini juga sangat penting, tanpa dukungan teman teman, anda akan drop di tengah jalan. Puji Tuhan, di klub kami SCT (Serpong Cycling Team), klub yang diberkati dengan anggota yang sangat mensupport kami, di SCT kami mendapatkan kepercayaaan penuh dari teman teman, mereka meyalurkannya melalui kas dana anggota dan sponsor untuk operasional, beberapa anggota dari kalangan pengusaha tidak tanggung tanggung menyalurkan dana untuk tiket pesawat, hotel, biaya pendaftaran, dll.


Team kami sangat kompak walaupun kadang juga terjadi masalah masalah secara internal tapi kami bisa menyelesaikan itu semua demi kepentingan bersama.

4. Pola hidup yang sehat dan teratur : Menu makanan yang bergizi, tidur malam lebih awal (istirahat cukup) kadang dianggap masalah sepele di kalangan hobies, berbeda dengan Atlet, mereka tinggal dalam satu asrama atau klub, makanan diaturin, semua ada jadwal yang jelas dan teratur, di kalangan hobbies dikarenakan kesibukan pekerjaan kadang aturan diet tidak teratur, yang penting makan dan kenyang, ini akan menjadi bumerang saat latihan besok harinya, tidak akan optimal, cepat letih, gampang sakit.
2 bulan sebelum lomba, saya sendiri menyiapkan semua menu makanan dan supplemen penunjang, saya lakukan dengan terus menerus, makan makanan begizi, berpantang makanan yang terlalu berminyak, asupan supplemen yang seimbang, tidur lebih awal.

Strategi yang diterapakan saat Criterium Pontianak City Road Race 2013:
Ada 2 strategi yang kami rencanakan dalam memenangkan race ini :

A. Dengan teknik ITT (Individual Time Trial), jika ada kesempatan saya akan melepaskan diri dari pelaton dengan bantuan teman teman di team, memasuki km 15 saat memasuki tikungan arah ke rute jalan Tanjungpura, saya melakukan breakaway sendiri (ITT), team kami yang terdepan (3 pembalap SCT narik di barisan depan) menahan pelaton supaya tidak mengejar dengan menurunkan speed pace pelaton, ternyata kami salah prediksi, setelah memasuki jalan Tanjungpura dengan kondisi angin yang sangat kencang, susah sekali untuk menambah speed apalagi melakukan ITT sendiri, karena kondisi tidak memungkinkan, sangat menguras energi, ada beberapa pembalap yang melepaskan diri dari pelaton dan berhasil mengejar, saya memutuskan back to pelaton utama, ini sudah diantisipasi oleh pelatih kami, jika tidak bisa ITT lebih baik kembali ke pelaton sambil lihat sikon di lapangan.
Beberapa pembalap lain melakukan attack / breakaway, hanya dalam hitungan detik terkejar lagi oleh pelaton, average speed pelaton antara 39km- 42km.
Saya memutuskan teknik ITT tidak bisa diterapkan di race ini, lanjut ke rencana ke 2....

B. Dengan teknik Sprint / interval saat mendekati finish 200 meter, dengan pace yang stabil dan dengan average speed sekitar 39km-42km, kondisi sangat berangin, tidak ada pembalap yg mau keluar dari pelaton sebelum memasuki lap terakhir (sudah mulai kelelahan setelah beberapa pembalap coba melakukan breakaway), disini anda membutuhkan kesabaran yang tinggi untuk tetap berada di posisi "leher" pelaton, tetap mempertahankan posisi di leher pelaton (leher pelaton = urutan 3,4,5), memasuki lap terakhir tanpa terasa irama permainan mulai ganas, heart rate mulai tinggi, menang atau kalah akan menjadi taruhan terakhir di lap ini, kejelian untuk melihat peluang dan pengambilan keputusan yang cepat sangatlah penting. Diakhir lap akan banyak yang panik, terlalu cepat sprint padahal jaraknya masih jauh, kalo kita ikut panik, kita akan terpancing untuk melakukan interval yang terlalu panjang, akibatnya akan kehabisan nafas sebelum finish, inilah kesalahan yang telah saya lakukan, saat memasuki tikungan terakhir menjelang garis finish, salah satu pembalap langsung melakukan breakaway (jarak masih +/- 950 meter dari garis finish), karena khawatir jarak yang mulai terpaut jauh, akhirnya saya ikut melakukan breakaway dari posisi saya di pelaton nomor 5, pembalap yg pertama melakukan breakaway mulai kehabisan nafas saat memasuki jarak 500m, saya sempat kaget juga karena saya sudah tidak bisa mengekor, di detik yang menentukan akhirnya saya putuskan untuk melakukan long interval (speed mencapai 64km saat interval panjang, didukung dengan dorongan angin dari belakang dan jalanan datar), mulai kehabisan nafas saat memasuki jarak 200 meter dari garis finish, pembalap dibelakang mulai nyerang, berkat latihan yang keras selama ini dengan menu Interval yang intensif, saat memasuki 200meter saya masih bisa sekali lagi melakukan short interval terakhir / the last sprint (tanpa latihan yang serius, short interval ke 2 nggak bakal bisa anda lakukan), alhasil saya masuk ke posisi 2, seandainya di awal saya tenang dan tidak panik, posisi 1 pasti saya dapat, posisi memasuki garis finish terpaut setengah roda.


The Last Sprint


Podium 2


Kesimpulan: sebelum race, kita boleh menyusun rencana strategi yang akan kita lakukan tetapi kita juga harus jeli dan tanggap akan perubahan situasi saat di lapangan, jika strategi yang kita rencanakan tidak bisa diterapkan, segeralah beradaptasi mengikuti situasi di lapangan, race di sepeda balap tidak hanya mengandalkan kekuatan otot tetapi juga strategi dan secepat apa anda menanggapi situasi yang terjadi di lapangan.

Salam Gowes....