Keren, jempol buat penyelenggara event Bromo KOM Challenge - 16 Maret 2019, setelah absen sekian lama, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba tantangan bersepeda di etape tanjakan dan Bromo KOM Challenge adalah event pertama buat saya di tahun 2019 ini.
Saya tidak akan membahas secara detail event ini, Anda bisa mengakses situs www.mainsepeda.com, saya hanya menulis 'experience' / pengalaman saat mengikuti event ini.
Pengambilan Starter Kit dan Timing Chip
Terus terang, saya sangat puas dengan event ini, Bromo KOM Challenge 2019 adalah event “Mass participation,” bukan eksklusif untuk pembalap, misal seperti event Maratona Dolomiti, Dirty Kanza, atau event-event dunia lain yang bersifat mass participation, jumlah peserta Bromo KOM Challenge mencapai 1.148 cyclist dari 13 negara tetapi pengaturan nya rapi, tertata dan saat memasuki area tanjakan kondisi jalan steril, begitu juga dengan area pitstop water station, dimana kondisi tanjakan yang sangat 'sadis' dan mulai kehabisan air di bidon, pada area tertentu telah siap petugas dengan menyediakan air mineral /isotonik.
Aspal jalanan mulus, nyaman sampai finish dengan elevasi sekitar 2000mdpl - jarak 25km sebelum finish average gradiant sekitar 8%-11% tapi
ada sedikit bagian “istirahat” di tengahnya, ada lagi turunan pendek
dua kali setelah melewati pertigaan Tosari, sekitar 1,5 km dari finish, max gradiant 200m sebelum finish mencapai 25,4%, perjalanan dari Surabaya ke Wonokitri Bromo berjarak 100km, suhu maximal mencapai 38 derajat celsius.
Kesimpulan :
Kalau Anda sudah rajin latihan, jaga kondisi dan berat badan, seharusnya ini rute yang menantang dan memberi kepuasan. This the Worst Climb ever !!!
Kelas yang dilombakan, antara lain :
A. Men Elite
B. Women Elite
C. Non Competitive Pelaton
D. Men Age Category 30-34
E. Men Age Category 35-39
F. Men Age Category 40-44
G. Men Age Category 45-49
H. Men Age Category 50-54
I. Men Age Category 55+
J. Women Age Category 30-34
K. Women Age Category 35-39
L. Women Age Category40+
A. Brompton- 76 cyclist
B. Sepeda Lipat (ban 20") - 108 cyclist
Panitia Bromo KOM juga menyediakan makanan dan minuman variatif saat finish di pendepoan wonokitri : soto madura, bakmi ayam, kembang tahu jahe, sate, air tebu, dll, komplit dan memuaskan dan tersedia juga layanan fisioterapi bagi yang mengalami kram otot.
Saat pulang dari Wonokitri ke Surabaya tersedia juga option memakai bus atau mengikuti marshall AA SoS gowes pulang, disini saya coba gowes pulang bersama teman teman, sampai di Surabaya total sekitar 99,4KM - elevasi 107m dengan waktu tempuh 3 jam 37 menit sampai di hotel. Kondisi jalan dari Wonokitri ke Surabaya cukup bersahabat, setelah 25km turunan, kondisi jalan mulai flat 0% tanpa ada speed trap (polisi tidur) sama sekali dan rute jalanan panjang. Kudo's buat marshall AA SoS yang telah menemani kami gowes pulang sampai di hotel.
Persiapan saat mengikuti event Bromo KOM Challenge 2019 sudah saya lakukan sejak 2.5 bulan sebelum nya. Lokasi saya berada di Tangerang Selatan, jika mau berlatih rute tanjakan, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai area latihan misal seperti di km0 sentul, gadog RA atau kawasan bogor gunung menyan, belum lagi macet yang bikin mumet.
Untuk berlatih tanjakan di lokasi yang saya sebutkan di atas hanya bisa saya lakukan seminggu 1x biasanya di hari sabtu atau minggu, untuk hari lainnya tidak sanggup karena kondisi jalan sangat macet.
Untuk mengatasi masalah tersebut, saya menghabiskan waktu latihan lebih banyak di Smart trainner, saat ini saya hanya memiliki smart trainner model lama "Bkool Smart Pro", walaupun model lama tetapi kalo dipakai maximal hasilnya tidak akan mengecewakan.
Di smart trainner Bkool tersedia 500 rute simulasi di seluruh dunia, misal jika Anda tertarik berlatih di rute tanjakan, Anda bisa memilih beberapa area pegunungan seperti Mt. Alpe d'Huez 1067mdpl, Passo Gavia 1356mdpl, Col du Mollard 1916mdpl, dll, Anda tinggal memilih jarak rute dan elevasi yang diinginkan.
Anda juga bisa berlatih di rute flat, turunan, gowes di dalam velodrome, dll.
Itu yang saya lakukan berlatih selama 4 hari berturut turut di smart trainner, jummat rest, sabtu strenght dan long distace ke Km0 sentul / outdoor, Minggu rest (selama 3 bulan).
Smart Trainner Bkool Pro
Hasilnya tidak mengecewakan untuk pemula seperti saya ini, posisi di Bromo KOM Challenge 2019 di kategori umur 45-49 tahun di urutan 7 dan over-all di urutan ke 44 dari 1000 rider dengan pencapaian :
A. Waktu 2:10:56
b. Average Speed 10.9km/h
C. Average HR 161bpm
D. Average Power 175W ( Power Meter Stages)
200meter menjelang Finish-Suffer
Sudah pasti untuk tahun akan datang, saya akan kembali dan berjuang untuk mendapatkan podium di 3 besar, Event menanjak ke Bromo ini seperti "naik Haji' nya pesepeda, yang belum pernah akan penasaran, yang pernah makin penasaran, yang mengaku kapok pun terus kembali mencoba.
Bersama teman teman Mozia Loops
1. Battaglin Altair : Carbon Torayca T1000
2. Groupset Shimano Ultegra 6800 Di2 kecuali crank
3. Crank Shimano Durace 9100 dengan chainring Osymetric 34/52
4. Power meter Stages (kiri) + Sigma Rox 12 computer cycling
5. Sproket Ultegra R8000-11/32, rantai Durace
5. Handlebar, Stem, Seatpost Enve SES
6. Sadel San Marco Aspide carbon
7. Pedal Look Keo Blade
8. Wheelset Xentis 2.5 Squard Race - rim carbon
9. Tire clincher Tufo Calibra & ban dalam Tubolito
10. Helm Met Rivale
11. Sepatu Shimano S-Phyre RC901
12. BIB Vardena Carbon C6
Berat total : 7.4kg
https://youtu.be/v0Nxbl-ZcM8
Sumber : www.mainsepeda.com
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar