; 𝐀𝐥𝐥𝐞𝐧'𝐬 𝐀𝐝𝐯𝐞𝐧𝐭𝐮𝐫𝐞: Maret 2019

Cari Blog Ini

Senin, 25 Maret 2019

Tiny Wheels Happy Race - SESAT PRADA 2019

 

Waktu menunjukan pukul  6.30 pagi, satu persatu goweser dengan berbagai model sepeda beroda kecil memadati palataran Paramount Dormitory Square - Gading Serpong - Tangerang.

Acara ini berlangsung pada tanggal 24 Maret 2019 / hari Minggu dengan jumlah peserta yang mengikuti race sebanyak 158 peserta dan peserta gowes funbike mencapai 270 rider.

Peserta Fun Bike

 

Pagi itu, sekitar 270 goweser bersiap fun bike rute sejauh 20 km yang di estimasi memakan waktu 60 menit, start dari toko sepeda Spinwarriors BSD menuju ke Paramount Dormitory Square - Gading Serpong , tempat tiny wheels happy race berlangsung. 


Acara bertajuk Tiny Wheels Happy race (
Tiny Wheels artinya ukuran ban kecil)  ini dikemas dalam bentuk “fun & happy race ”. Event Tiny Wheels Happy race diselenggarakan oleh komunitas SESAT (Sepeda Sampai Tua) dan Prada (Perumahan Rakyat Bersepeda)  - bertepatan dengan hari Ulang Tahun SESAT yang ke 9 dan Komunitas Prada ke 3.

Konsep nya adalah berolahraga sambil menikmati "Gowes Happy &  Social Ride, happy bertemu banyak teman baru - happy mendapatkan sensasi dan pengalaman yang baru.

Event ini diperuntukan khusus sepeda dengan diameter ban 16inc"-20inc alias sepeda lipat dan mini velo bike, contoh Brompton, Moulton, Tyrell, Bike Friday, Dahon, dll.

Tyrell PK-1


Moulton AM Speed
 

Brompton CHPT3


Usia berapapun dipersilahkan ikut,  panita penyelenggara menyiapkan acara dengan sangat baik, tersedia konsumsi makanan dan minuman berlimpah, panitia juga sudah menyiapkan ambulans lengkap dengan perawatnya yang menjaga kegiatan happy race ini.
 

 




Pengambilan Race pack

Technical meeting

 

Persiapan dan pemasangan chip IDbalap
 

Medali dan Piagam Podium

Kategori Race Brompton 

 

Konsep nya adalah "Gowes Happy &  Social Ride, happy bertemu banyak teman baru - happy mendapatkan sensasi dan pengalaman yang baru.

Kategori Open Putri


 

Kategori Open Amatir  
 



 Kategori Open Pro

 

 Door Price : Sepeda lipat Tyrell IVE by Spinwarriors

Hasil Final race :

Open Amatir
 
KU 17-35 thn Putra
1. Faisal HP(mr jeck) no 006
2. Sukaedi (elite pesisir jkt) no 007
3. Heru Hari Mukti (Gosip) no 001

KU 36-45 thn Putra
1. Roy Megantara (coffeejkt) no. 032
2. Wahyu Eka Jaya (Selitangs) no. 013
3. Iwank Bigsoma (ngapak  tulen) no 034

KU 46-55 Putra
1. Sonny Wahyudi (Spin Warrior) no 089
2.Sofian Lubis (fastron andromeda) no. O85
3. Tjandra Gunawan (selitangs) no. 041

KU 56-70 Putra
1.Burhanudin (teladan cycling com) no 060
2. Gunawan Suwandi (Mozia Loop) no. 054
3. Nono Sudarno (selitangs) no. 059

KU >46 thn Putri
1. Luciana Kurniawan(spin warriors) no. 062
2. Lily Kurniawati (SBI) no. 061
3. Lulytha Adhani (spinwarriors) no. 063
Cat: Bea Belinda tetap mendapat juara 2 kehormatan karena mendaftar di KU >55 thn tapi digabung ke KU 46-56 thn oleh panitia menjadi KU >46thn

OPEN Pro Putra
 
1. Juwanto (Spin Warrior) no. 082
2. Allen Gozali (Spin Warrior) no. 087
3. Marta Mufreni (itb80seh) no. 063.

BROMPTON:

KU 25-45 Putri
1. Dyah Purwanti (JFB) no. 149
2. Karina Hulfiatri (pesepeda cinta makan) no. 147
3. Sisca Wulandari (Brompton YK JFB) no. 148

KU >45 thn Putri
1. Dini Aryati (Mapstrack) no. 152
2. Kusharyanti Kamarga (Sesat) no. 156
3. Sorita Mediana Adisuko (Sesat) no. 153

BROMPTON:

KU 17-35 Putra
1. Reno Trigius (SpinBandung)
2. Matthew Owen (Bogi) no
 101
3. N/A

KU 36-45 Putra
1. Eldi Tomo Bong (BMC) no. 110
2.Christian Michael Lukman (Green Fly BMC) no.108
3. Paulus Yosef (Semen Tiga Roda) no. 115

KU 46-55 Putra

1. Sumarno (mr. Jeck) no.119
2. Alfin Suherman (SBC) no. 123
3. Ichsan Wardana (Halim Loop) no. 117

KU 56-70 Putra
1. Thomas DC Sino (THRC/SSS) no.134
2. Samsu Atmadji (SESAT) no. 136
3. *Pending, akan ditentukan berdasarkan hasil timing record IDBalap secara manual.

Semoga bermanfaat.

Selasa, 19 Maret 2019

Bromo KOM Challenge 2019


 

Keren, jempol buat penyelenggara event Bromo KOM Challenge - 16 Maret 2019, setelah absen sekian lama, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba tantangan bersepeda di etape tanjakan dan Bromo KOM Challenge adalah event pertama buat saya di tahun 2019 ini.

Saya tidak akan membahas secara detail event ini, Anda bisa mengakses situs www.mainsepeda.com, saya hanya menulis 'experience' / pengalaman saat mengikuti event ini.

 Pengambilan Starter Kit dan Timing Chip

Terus terang, saya sangat puas dengan event ini, Bromo KOM Challenge 2019 adalah event “Mass participation,” bukan eksklusif untuk pembalap, misal seperti event Maratona Dolomiti, Dirty Kanza, atau event-event dunia lain yang bersifat mass participation, jumlah peserta Bromo KOM Challenge mencapai 1.148 cyclist dari 13 negara tetapi pengaturan nya rapi, tertata dan saat memasuki area tanjakan kondisi jalan steril, begitu juga dengan area pitstop water station, dimana kondisi tanjakan yang sangat 'sadis' dan mulai kehabisan air di bidon, pada area tertentu telah siap petugas dengan menyediakan air mineral /isotonik.

Aspal jalanan mulus, nyaman sampai finish dengan elevasi sekitar 2000mdpl - jarak 25km sebelum finish average gradiant sekitar 8%-11% tapi ada sedikit bagian “istirahat” di tengahnya, ada lagi turunan pendek dua kali setelah melewati pertigaan Tosari, sekitar 1,5 km dari finish, max gradiant 200m sebelum finish mencapai 25,4%, perjalanan dari Surabaya ke Wonokitri Bromo berjarak 100km, suhu maximal mencapai 38 derajat celsius.


Kesimpulan :

Kalau Anda sudah rajin latihan, jaga kondisi dan berat badan, seharusnya ini rute yang menantang dan memberi kepuasan. This the Worst Climb ever !!!

Kelas yang dilombakan, antara lain :

A. Men Elite
B. Women Elite
C. Non Competitive Pelaton
D. Men Age Category 30-34
E. Men Age Category 35-39
F. Men Age Category 40-44
G. Men Age Category 45-49
H. Men Age Category 50-54  
I. Men Age Category 55+
J. Women Age Category 30-34
K. Women Age Category 35-39
L. Women Age Category40+

A. Brompton- 76 cyclist
B. Sepeda Lipat (ban 20") - 108 cyclist

Panitia Bromo KOM juga menyediakan makanan dan minuman variatif saat finish di pendepoan wonokitri : soto madura, bakmi ayam, kembang tahu jahe, sate, air tebu, dll,  komplit dan memuaskan dan tersedia juga layanan fisioterapi bagi yang mengalami kram otot.


Saat pulang dari Wonokitri ke Surabaya tersedia juga option memakai bus atau mengikuti marshall AA SoS gowes pulang, disini saya coba gowes pulang bersama teman teman, sampai di Surabaya total sekitar 99,4KM - elevasi 107m dengan waktu tempuh 3 jam 37 menit sampai di hotel. Kondisi jalan dari Wonokitri ke Surabaya cukup bersahabat, setelah 25km turunan, kondisi jalan mulai flat 0% tanpa ada speed trap (polisi tidur) sama sekali dan rute jalanan panjang. Kudo's buat marshall AA SoS yang telah menemani kami gowes pulang sampai di hotel.

 

Persiapan saat mengikuti event Bromo KOM Challenge 2019 sudah saya lakukan sejak 2.5 bulan sebelum nya. Lokasi saya berada di Tangerang Selatan, jika mau berlatih rute tanjakan, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai area latihan misal seperti di km0 sentul, gadog RA atau kawasan bogor gunung menyan, belum lagi macet yang bikin mumet.
Untuk berlatih tanjakan di lokasi yang saya sebutkan di atas hanya bisa saya lakukan seminggu 1x biasanya di hari sabtu atau minggu, untuk hari lainnya tidak sanggup karena kondisi jalan sangat macet.  

Untuk mengatasi masalah tersebut, saya menghabiskan waktu latihan lebih banyak di Smart trainner, saat ini saya hanya memiliki smart trainner model lama "Bkool Smart Pro", walaupun model lama tetapi kalo dipakai maximal hasilnya tidak akan mengecewakan.

Di smart trainner Bkool tersedia 500 rute simulasi di seluruh dunia, misal jika Anda tertarik berlatih di rute tanjakan, Anda bisa memilih beberapa area pegunungan seperti Mt. Alpe d'Huez 1067mdpl, Passo Gavia 1356mdpl, Col du Mollard 1916mdpl, dll, Anda tinggal memilih jarak rute dan elevasi yang diinginkan.
Anda juga bisa berlatih di rute flat, turunan, gowes di dalam velodrome, dll. 

Itu yang saya lakukan berlatih selama 4 hari berturut turut di smart trainner, jummat rest, sabtu strenght dan long distace ke Km0 sentul / outdoor, Minggu rest (selama 3 bulan). 

Smart Trainner Bkool Pro


Hasilnya tidak mengecewakan untuk pemula seperti saya ini, posisi di Bromo KOM Challenge 2019 di kategori umur 45-49 tahun di urutan 7 dan over-all di urutan ke 44 dari 1000 rider dengan pencapaian :

A. Waktu 2:10:56
b. Average Speed 10.9km/h
C. Average HR 161bpm 
D. Average Power 175W ( Power Meter Stages)

200meter menjelang Finish-Suffer




 

Sudah pasti untuk tahun akan datang, saya akan kembali dan berjuang untuk mendapatkan podium di 3 besar, Event menanjak ke Bromo ini seperti "naik Haji' nya pesepeda, yang belum pernah akan penasaran, yang pernah makin penasaran, yang mengaku kapok pun terus kembali mencoba.

Bersama teman teman Mozia Loops


Sepeda yang saya pakai saat event Bromo KOM Challenge 2019 adalah brand :  Battaglin Altair (All-rounded bike ) dengan spesifikasi :

1. Battaglin Altair : Carbon Torayca T1000
2. Groupset Shimano Ultegra 6800 Di2 kecuali crank
3. Crank Shimano Durace 9100 dengan chainring Osymetric 34/52
4. Power meter Stages (kiri) + Sigma Rox 12 computer cycling
5. Sproket Ultegra R8000-11/32, rantai Durace
5. Handlebar, Stem, Seatpost Enve SES
6. Sadel San Marco Aspide carbon
7. Pedal Look Keo Blade
8. Wheelset Xentis 2.5 Squard Race - rim carbon
9. Tire clincher Tufo Calibra & ban dalam Tubolito
10. Helm Met Rivale
11. Sepatu Shimano S-Phyre RC901
12. BIB Vardena Carbon C6

Berat total : 7.4kg 
https://youtu.be/v0Nxbl-ZcM8

 

Foto : Dewo Pratomo
Sumber : www.mainsepeda.com

Semoga bermanfaat.

Selasa, 12 Maret 2019

Sepeda Balap dengan material Steel Cromolly.

Condor Acciaio
 

Battaglin Portofino

Bertemu lagi dalam artikel sepeda balap dengan material steel cromolly, setiap saya mencoba test drive sepeda baru selalu ada saja  sesuatu "feel" yang baru, baik dari segi kenyamanan dan performance. 

Beberapa pabrikan (Italia, England, Jepang, Taiwan) memodifikasi campuran baja dengan bahan lain supaya lebih ringan dan kuat, tidak gampang berkarat. Begitu juga dengan trend sepeda Vintage - Klasik / Modern tubing mulai menjamur dan sepeda sepeda Vintage - Klasik / Modern tubing tetap memakai Steel sebagai bahan utama untuk frame.
Sebelum saya membahas produk produk brand steel roadbike, alangkah lebih baik kita melihat perusahaan pembuat tubing steel cromolly terlebih dahulu, saya tidak akan membahas secara detail, hanya garis besar saja.

Jadi kalo disimpulkan sekarang ini, di dunia sepeda material tubing steel crommoly itu diproduksi oleh 4 perusahaan besar yaitu :

1. Colombus dari Italia: SL, SLX, TSX, EL, Genius, Nemo, XCR, Life, Spirit, dll

2. Reynolds dari England : 531, 631,753, 853, 953, dll

3. Kaisei dari Jepang : 019, 022, 8630, dll

4. Tange dari Taiwan (dulu produksi di Jepang): Prestige, Ultimate, Superlite, dll


Tubing Reynolds 953 - Stainless Steel diklaim paling stiff dan banyak dipakai di forknya Moulton seri yg paling mahal.



Moulton NS Double Pylon
 

Sedangkan untuk kenyamanan, tubing produksi Kaisei diklaim lebih soft merendam getaran, frame Moulton- batang kecil menyilang memakai tubing Kaisei.

 


Cherubim Racer  - Original Mix(Reynolds631 + Kaisei)

 

 Tubes:Cherubim Original Mix(Kaisei, Reynolds, Columbus, Dedacciai)



Perubahan jaman dan teknologi yang semakin maju membuat karakter sepeda balap semakin nyaman dikayuh, setiap ganti sepeda baru, saya selalu merasakan ada peningkatan performance dan kenyamanan, salah satu contoh yang saya miliki sekarang ini adalah sepeda steel roadbike merek Battaglin Power+ dengan material tubing produksi Columbus Spirit HSS - Triple butted steel tubes (Columbus Niobium).



 



HSS meaning they are hydroformed - oversized and give to the downtube of the POWER+ this particular shape, inilah trend steel roadbike terbaru dengan tubing modern, berbeda dengan steel roadbike lainnya dengan tubing klasik (ukuran tubing kecil), steel roadbike klasik nyaman digowes untuk endurance tapi jika dipakai untuk bermain speed akan terasa sedikit "mengayun" - transfer power tidak maximal. 

Klasik roadbike dengan tubing Columbus SLX 
Tommasini Tecno

Tommasini X-Fire - Columbus XCR


Columbus SLX with Columbus XCR stainless
 Condor Classico Stainless  
 
 

Untuk steel roadbike modern tubing sudah tidak ada perbedaan dengan roadbike material carbon, apabila di dibandingkan dengan kualitas carbon yg bukan hi modulus, saya tetap menjagokan steel tubing (columbus spirit), stiff, rock solid, nyaman dan rasa steel memberikan sensasi tersendiri khusus nya saat melewati jalan keriting / corn-block, dimana material steel ini lebih cepat menyerap dan melepaskan energi benturan, jadi badan kita akan merasakan lebih nyaman jika dipakai gowes jarak jauh.

 Test ride Battaglin Power+ di KM0 Sentul
 
 

Untuk berat Battaglin Power+ berkisar di 8.04kg dengan spesifikasi : Groupset Shimano Ultegra R8000, Seatpost, handlebar, stem Enve, Wheelset Xentis 2.5  Squard race carbon, Sadel San marco Aspide steel dan pedal Look Keo Blade.

Kualitas sepeda balap modern steel tubing ini mirip dengan kualitas sepeda balap dengan material carbon T1000 yang sekarang saya pakai (Battaglin Altair) , ringan, Stiff tapi nyaman, anti karat. Geometri sepeda balap modern tubing juga memakai headtube "oversize - tapered", headtube besar dan panjang, berbeda dengan sepeda balap steel model klasik, size headtube nya kecil, jika dipakai bermain speed akan berasa diayun / meleot. 

Modern Tubing - Condor - Columbus XCR




Jadi bisa saya simpulkan, untuk sekarang ini Anda bisa memilih sepeda balap dengan material Steel Cromolly :
 

1. Klasik Tubing : Kenyamanan, kolektor item

2. Modern Tubing : Performance, kenyamanan, ringan



Klasik Tubing



Modern Tubing

 




Semoga bermanfaat ....