; 𝐀𝐥𝐥𝐞𝐧'𝐬 𝐀𝐝𝐯𝐞𝐧𝐭𝐮𝐫𝐞: 2014

Cari Blog Ini

Jumat, 21 Februari 2014

Sepeda Balap Giant Propel Advanced SL3 2013

Showroom Giant di Taiwan 2013

Giant Propel Advanced SL0

Giant Propel Advanced SL1

Giant Propel Advanced SL2

Giant Propel Advance SL3 

Kehandalan sepeda ini bukan asal ngomongan isapan jempol, bukan juga marketing gimick seperti yg didengungkan oleh Giant yang mengklaim bahwa Propel Advance SL adalah The Best Aerobike saat ini (2013), Ternyata semua ini adalah "100% BENAR".


Pandangan pertama :

Awalnya melihat model sepeda / frame kurang tertarik karena modelnya kalo diperhatiin agak aneh, headtubenya tinggi, model rangka tegak tegak semua, geometrinya membingungkan (mirip setengah model sepeda TT). 
Selama ini saya lebih banyak pakai roadbike all rounded (untuk etape datar, tanjakan, turunan), seperti Specialized Tarmac SL3 termasuk roadbike all rounded yang mantap dipakai tetapi terlalu stiff / keras, geometrinya tidak cocok buat balapan criterium, buat touring / tanjakan ok tapi cepat capek, getaran saat gowes dibuang ke pinggul dan tangan, pernah cobain aero roadbike Ridley Noah, keras dan stiff, cocok buat balapan criterium tetapi kurang nyaman, mengejar kenyamanan ketemulah Cervelo R5 (http://www.allengozalicycling.blogspot.com/2012/04/review-cervelo-r5.html), wah! ini sepeda nyaman banget buat touring, semua getaran terserap oleh frame tapi buat balapan / interval terlalu lembut, kurang stiff, terakhir ketemu aerobike yg nyaman, tidak terlalu lembut dan tidak terlalu keras yaitu Scott Foil  Team Issue (http://www.allengozalicycling.blogspot.com/2012/04/review-roadbike-scott-foil-team-issue.html), tanjakan- datar ok - sampai saat ini, jadi kesimpulannya saat melihat Giant Propel Advanced SL3 nggak sampai jatuh cinta deh saat tatapan pertama, beda dengan Scott Foil atau Ridley Noah , saat tatapan pertama langsung falling in love.





Setelah coba test riding Giant Propel Advanced SL3 mulailah " The Curse" (kutukan pertama) dimulai, seperti Gollum (Smeagol) yang tergila gila dengan " The Ring " di Film The Lord Of The Rings (The Fellowship Of The Ring), begitu juga saat duduk diatas sadel dengan speed tinggi... Semua panca indra serasa menyatu menjadi satu dengan sepeda ini.


Test Riding :

Lokasi trek : Spring Summarecon - Gading Serpong
Jarak : 48km
Grade : 0 s/d 1%
Jam : 06.30 pagi
Speed : 28km - 45km
Kondisi cerah, sedikit berangin


Satu kata : LUAR BIASA, speed diatas 37km mantap banget... Speed 42km - 45km bertahan lama dan sangat safe energy
Benar benar the Best Aero Bike saat ini....




Frame:

Ukuran XS, bahan Carbon Toray 800, Integrated Seatpost (ISP), Vbrake TRB integrated, Stem-Folk Overdrive2 (ukurannya besar beda dengan yg lain 1 1/4 inc top - 1 1/2 inc bottom bearings, 30% more stiff), berat frame only 950g - modul lengkap sekitar 1.675g, ukuran berat ideal untuk sebuah aerobike, Pressfit 86 bottom bracket, ANT+ Speed dan Cadence integrated Giant Ridesense.



Saat riding speed mencapai 42km, saya sampai nggak percaya bisa bertahan cukup lama (safe energy), stiff nya mantap, dan yang saya paling terkesan saat cornering / tikungan, derajat kemiringannya bisa lebih rebah (gesit di tikungan), beda sekali dengan Scott foil (saat tikungan lebih gampang mentok).
Selama ini panjang stem di Scott Foil adalah 110 dengan kemiringan stem -17 derajat, di Giant propel semua settingan berbeda jauh padahal sama sama ukuran XS, setelah cobain bolak balik antara stem ukuran 110 dan 90 akhirnya saya memutuskan memakai ukuran 90 dengan kemiringan -6 derajat.
Ukuran XS di frame Scott foil untuk posisi bidon sangat mepet / sempit berbeda dengan Giant Propel Advanced SL, posisi bottle cage dengan bidon antara satu dengan yg lain masih ada jarak, selayaknya jarak di ukuran sepeda size S.


Asumsi awal saya kemungkinan stem pendek tikungan jadi lebih dapat, setelah dipikir pikir tidak juga, Geometri frame lah yg mempengaruhi ini semua ini, kadang saat tikungan rebah posisi kaki hampir menyentuh dudukan stem, di Propel sangat berbeda, jaraknya masih jauh antara lutut dengan dudukan stem, makanya bisa nikung lebih tajam.
Keunggulan ke 2 dari frame Giant Propel adalah posisi saat gowes, saya dulu pernah dikasih test sepeda TT ( Trek Project One ), posisi gowes nya nunduk, gerakan kaki seperti "piston", kaki menendang ke belakang, nah ini saya rasakan di Propel Advanced SL, model gowesnya bagaikan sepeda TT alias hybrid, setengah TT setengah Roadbike, inilah model gowes yg selama ini saya cari, posisi kaki enak dan nyaman, penyaluran tenaga lancar dan bisa bertahan lama saat speed tinggi.
Saat speed mencapai 45km, sepeda ini serasa otomatis mengatur posisi handlebar "stay on the line", tidak berasa efek liar akibatnya safe energy, kalo di Scott Foil mulai "batuk batuk" saat speed diatas 43k ( seperti terangkat angkat), ini pasti hasil dari size headtube yg diset lebih tinggi dan technologi Overdrive2 (ukurannya besar beda dengan yg lain 1 1/4 inc top - 1 1/2 inc bottom bearings, 30% more stiff)).
Tidak ada penggantian part sama sekali di Propel Advance SL3 yg saya miliki sekarang, pembelian full bike, hanya mengganti Sadel dan bearing Bottom Bracket / Pulley dengan Cema Ceramic bearing (harga terjangkau dan ngacir)

Groupset Shimano Ultegra 6800 - 11 speed 2013

Selama ini saya kurang tertarik dengan produk Shimano, saya SRAM maniak, apalagi setelah kunjungan pabrik SRAM di Taichung - Taiwan semakin membuat saya terpesona  dengan SRAM...Shima NO!
Kutukan ke 2 terjadi....ternyata groupset Shimano Ultegra 6800 11 speed 2103 ini sangat luar biasa, shiftingnya halus banget, pegangan dudukan shifter atas dibentuk sesuai telapak tangan, ramping dan ujung nya lebih tinggi seperti SRAM Red 22.


Kombinasi gear 53/39 dan 11/28 hasilnya putaran kaki mantap di etape datar.


Shimano Ultegra 6800 11 speed 2013 membuka wawasan saya berpikir, walaupun SRAM Red 2012 yg pernah saya pakai sebelumnya adalah kelas hi end di tahun 2012 tetapi perkembangan teknologi membuat seri tersebut kalah dengan merek kompetitornya yaitu Shimano Ultegra 6800 edisi 2013 dari segi shifting, kenyamanan, dan harga (value) kalo dari segi "weight" masih tetap ringanan SRAM Red 2012 (harusnya komparasi dengan SRAM Force 2013).

Wheelset Giant P- SLR Aero


Ini adalah wheelset bawaan saat beli full bike, Wheelset Giant P- SLR ini adalah OEM dari produk DT Swiss ( hub dan rim dibuat oleh DT Swiss), rim memakai bahan campuran Scandium dan aluminium jadinya cukup ringan dan stiff untuk kategori wheelset profile non carbon. Dengan jumlah spokes 16 di depan dan 20 di belakang dengan 50mm deep profile. Hasil review di beberapa majalah cycling menempatkan wheelset Giant P-SLR posisi pertama dibandingkan wheelset Shimano C50 dan Mavic SLR (kategori ringan dan aero).


Wheelset tipe ini cocok peruntukan buat ITT atau Triathlon sedangkan untuk Criterium rasanya kurang menggigit, akselerasi awal agak berat ( berat wheelset tanpa ban 1575 gram) diatas speed 36km baru optimal. Efek Crosswind (angin samping) di wheelset ini sangat terasa dan jika anda menginginkan putaran yang loncer, sangat dianjurkan untuk mengganti bearing standard ke bearing ceramic seperti keluaran Enduro atau Ceramic Speed.
Saya sendiri merasakan perbedaan yang sangat mencolok setelah mengganti bearing standard bawaan wheelset ini ke bearing Ceramic Enduro, terasa lembut dan ngacir.
Butuh 6 pcs bearing Ceramic Enduro untuk mengganti bearing standardnya (depan belakang) :

A. 3 pcs tipe CH 6902 LLB C-3
B. 2 pcs tipe CH 6803 LLB C-3
C. 1 pcs tipe CH 6802 LLB-C-3


Bearing standard  Giant P-SLR : Berat dan Kasar

 Enduro Ceramic Bearing

Dengan ban luar merek Giant berbahan kevlar, saya menyarankan untuk mengganti ban ini karena peruntukan ban giant tsb adalah buat race bukan buat training (cepat aus), bahannya tipis, bobot cuma 190gram.


Secara keseluruhan saya merasakan wheelset ini termasuk bagus dibandingkan wheelset aluminium profile yg pernah saya pakai seperti SRAM S60 atau Mavic SLR, apalagi setelah dimodifikasi dengan penggantian ke bearing Ceramic Enduro.

Sadel San Marco Mantra

Bawaan sadel full bike dari Propel adalah merek Fizik Arione CX, dari dulu bokong saya kurang cocok dengan merek Fizik, sebelumnya saya pakai San Marco Zancolan di Scott Foil, merek sama, beda tipe, beda hasilnya. Karakter Propel Advance SL sangat cocok disandingin dengan San Marco Mantra Carbon, Mantra memiliki dimensi lebih lebar, sangat cocok buat speed tinggi / ITT, tekanan pinggul dan pantat tersalurkan dengan baik ke otot kaki, begitu juga dengan sirip kanan kiri sadel Mantra, saat melahap tikungan, posisi pantat seperti terkunci dengan baik alias pantat nggak selip, berat sadel San marco Mantra carbon 168gr.




Kesimpulan:

Giant Propel Advance SL3 sangat luar biasa di etape datar, nggak bakal nyesel deh beli sepeda ini jika anda bermain di trek datar / ITT / Criterium, minus dari Propel Advanced SL adalah sama dengan sepeda aero lainnya, terlalu Stiff akibatnya kalo melewati jalanan keriting (coble stone) impack getaran terserap oleh badan kita, solusinya bisa ganti dengan ban luar yg lebih empuk dan wheelset carbon seperti Zipp 4034atau merek lainnya.

Receiver ANT+ Speed dan Cadence integrated di frame (Giant Ridesense) 


Kondisi standard Giant Propel Advanced SL3 ( full bike lengkap tanpa bidon, bottle cage 2, Speedometer Cateyes Stealth 50 ) adalah 7.8 kg....

My Giant Propel Advanced SL3




Team Giant-Shimano

 Marcel Kittel - Sprinter with Giant Propel Advanced SL



Semoga bermanfaat.

Senin, 27 Januari 2014

JIEXPO Criterium Race - Jakarta 2014



Ajang balap sepeda international JIEXPO Criterium Race 2014 berlangsung di arena PRJ dengan sangat meriah, hampir 1000 cyclist berpartisipasi dalam acara tersebut, bukan hanya balapan criterium saja yang diperlombakan, ada TTT (Team Time Trial / lomba balapan team ), dll.

Untuk pertama kali nya di Indonesia khususnya di Jakarta disediakan balapan di dalam arena bukan di jalan raya, sudah pasti keamanan lalu lintas terjamin alias 100% steril, kondisi aspal jalanan tanpa lubang, suasana balapan hampir mirip dengan Event race OCBC Cycle yang diselenggarakan di Singapore setiap bulan Maret.
Event ini tidak akan terlaksana tanpa ada seorang pecinta sepeda seperti Bp. Prajna Murdaya, beliau inilah yang menjadi penggagas acara Criterium JIEXPO 2014 bisa terlaksana dengan baik, terima kasih Pak, Atlet senang, penggemar puas sesuai dengan judul di koran Jawa Pos - Minggu 26 Januari 2014.


Beberapa kategori lomba dan balapan di event JIEXPO 2014 :

Kategori Men’s Local Open, Panjang lintasan 22 Laps, Waktu 08:00 AM

Kategori Men’s International Open, Panjang lintasan 22 Laps, Waktu 09:30 PM

Kategori Master’s A 40-50 Years Old, Panjang lintasan 10 Laps, Waktu 03:30 PM

Kategori Master’s B 51+ Years Old, Panjang lintasan 8 Laps, Waktu 08.30 PM

Kategori Executive, Panjang lintasan 10 Laps, Waktu 08:00 PM

Kategori Team Time Trial *5-7 Person*,Panjang lintasan 4 Laps, Waktu 11:00 AM

Kategori VIP *Invitation Only*, Panjang lintasan 2 Laps, Waktu 07:00 PM

Kategori Women’s Intl & Local Open, Panjang lintasan 10 Laps, Waktu 02:30 PM

Kategori Junior 17-18 Years Old, Panjang lintasan 10 Laps, Waktu 10:30 AM

Kategori Youth 15-16 Years Old, Panjang lintasan 8 Laps, Waktu 09:30 AM

Kategori Sepeda Onthel, Panjang lintasan 2 Laps, Waktu 11:40 AM

Kategori Family *3 Person*, Panjang lintasan 2 Laps,Waktu 10:30 AM

Kategori balapan Coffee Seller, Panjang lintasan 2 Laps, Waktu 11:30 AM


Criterium Mens Local Open

Criterium Master A


Team Time Trial 

Salah satu balapan unik yang juga diadakan adalah balapan antar penjual kopi, sekitar 33 penjual kopi yang beroperasi di Jakarta ikut ambil bagian. Balapan hanya berlangsung dua putaran (1 putaran 2,3km), mereka mengikuti balapan dengan atribut lengkap, di rak belakang ada termos dan jeriken berisi air, kemudian di bagian handlebar dan keranjang depan ditaruh sejumlah kopi instan dalam kemasan sachet, ini adalah balapan penjual kopi yang pertama di dunia kata race Director JIEXPO Jamaluddin Mahmood.

Race Coffee Seller

Sementara itu, para pembalap Semarang (Team Tendbir Samba) menujukkan dominasinya di nomor nomor penggemar JIEXPO Criterium kemarin. Dua nomor bergengsi mereka kuasai untuk mencatatkan diri sebagai tim dengan gelar juara terbanyak yaitu Juara 1 di kelas Master A (Enrico Juliarta) dan Juara 1 di kelas Executive (Aryanto Nugraha), salah satu yang sangat special Juara di kelas Master A adalah mendapatkan Jersey Rapha Team Sky dan dibubuhi tanda tangan pembalap Team Sky yang memenangi Tour De France 2013. Pembalap asal Italia Alberto Boz menjadi jawara di Master B. Yang menarik hasil kemenangan (Rp 10jt) disumbangkan langsung untuk Sekolah BISA, sekolah BISA merupakan sekolah di bawah British International School yang didirikan untuk anak anak putus sekolah. Bravo Alberto.

Berikut ini pemenang kategori masing masing kelas :

Master A (10 laps) :

1. BIB No 513, Enrico Juliarta, Klub Tendbir Giant Semarang
2. BIB No 505, Bambang Wahyudi ...................
3. BIB No 512, Allen Gozali, SCT Team - Serpong
4. BIB No 497, Taffy Indra, KGB Team - Jakarta
5. BIB No 492, Sun Hin Tjendra, SRBC - Surabaya



Master B (8 Laps) :

1. BIB No 591, Alberto Boz, Italia
2. BIB No 578, Marwan, SCT Team - Serpong
3. BIB No 553, Kaselan, .........
4. BIB No 560, Karnadi,...........
5. BIB No 559, Supardi, .........


Executive (8 Laps) :

1. BIB No 278, Aryanto Nugroho, Tendbir Giant - Semarang
2. BIB No 323, Triyoso, KGB - Jakarta
3. BIB No 300, Koes Hendrato, Tendbir Giant - Semarang
4. BIB No 216, Deni Kristianto, PCC - Jakarta
5. BIB No 332, Junaidi Widyanto Irwan, Free Adventure Road Bike

Team Time Trial / TTT (4 laps) :

1. KFC Bike Team 1, Finish time 00:24:00:374
2. Free Adventure Road Bike, Finish time 00:24:01:315
3. Tarkam Cycling Team, Finish time 00:24:12:166
4. Giant Tenbir Samba, Finish time 00:24:13:611
5. MCT A, Finish time 00:24:27:416

Master Expert / Mantan Atlet (10 laps) :

1. BIB No 653, Edi Purnomo
2. BIB No 656, Henry Setiawan
3. BIB No 473, Joshua
4. BIB No 675, Muh. Hafiz Wono
5. BIB No 651, Bambang Wahyudi

Elite International (22 laps) : 

1. BIB No 55, Bayly Cameron, OCBC Cycle Singapore
2. BIB No 42, Aiman Cahyadi, United Bike Kencana
3. BIB No 23, Annuar Manan, Terengganu Cycling Team
4. BIB No 81, Lars Van De Vall, Edy Holland
5. BIB No 51, Iwan Setiawan, KFC Bike Team

Bayly Cameron : Pembalap Australia yang baru pertama kali mengikuti event balapan certified UCI dan berhasil podium 1 di event JIEXPO 2014 Men's International Open.

Aiman Cahyadi : Atlet National Indonesia peraih Medali Emas Road Race di Sea Games Nyanmar 2013, Asian Cycling Championship

Annuar Manan: Pembalap dari Malaysia dengan Terengganu Cycling Team,  2012 join dengan Asian Team Champion System

Lars Van De Vall : Pembalap dari Netherlands, menang di beberapa balapan criterium international dan berada di posisi 28 untuk Asia Tour

Bayly Cameron & Aiman Cahyadi


Balapan di malam hari kategori International Men's Open


Review pribadi mengenai pelaksanaan event Criterium JIEXPO 2014 :

Ini adalah penilaian secara pribadi setelah saya mengikuti event ini:

1. Untuk kondisi lapangan yang meliputi kondisi jalan, keamanan dan sterilisasi trek sesudah dan sebelum lomba, saya acungin jempol buat panitia pelaksana, kondisi trek bebas dari pasir dan genangan air, setiap jam disapu dan disedot airnya jika basah, aspal tidak ada yang berlubang. Sterilisasi trek dengan patroli motor yang cukup intens memberikan rasa nyaman saat race.

2. Trek yang penuh dengan tantangan, ini sangat bermanfaat seperti kami (pembalap penggemar) untuk melatih skill saat tikungan (cornering), trek seperti ini tidak akan ditemukan di jalanan Jakarta, trek pendek setelah itu menikung, interval, tikungan plus trek panjang, kombinasi yang sangat lengkap untuk melatih skill pembalap amatir, bagi pembalap Elite / Pro saat menikung kelihatan mereka sangat mantap dengan speed tinggi karena sudah terbiasa.

3. Regulasi aturan yang berubah ubah, ini yang sangat disayangkan, tidak ada aturan yang jelas untuk lomba di kategori penggemar, saat pertama kali event ini dimulai, beberapa kelas seperti kelas Master A/B, Executive dan TTT (beregu) adalah kelas yang dikhususkan untuk Penggemar tetapi keyataan di lapangan terlihat beberapa team di "selipin" dengan atlet, malah ada team yang jelas jelas memakai atlet PON.
Regulasi Atlet / Mantan Atlet di kelas Penggemar benar benar sangat tidak jelas, panitia sendiri juga kebingungan untuk menjawab permasalahan ini, menurut panitia selama pembalap tersebut tidak mengikuti PON bukan dianggap Atlet. Bagaimana dengan pembalap yang sudah berlatih dalam camp pelatihan dan tidak terseleksi mengikuti PON? Apakah mereka kategori Atlet atau bukan ? Apakah adil, mereka di "fight" dengan pembalap amatir yang baru mulai latihan 2-4 tahun alias pembalap bapak bapak ? ini kelas penggemar loh, Anda yang bisa menilai dan menjawab.
Kami sempat komplain ke panitia mengenai keberadaaan 2 atlet PON di dalam kelas TTT yang dikhususkan untuk penggemar, saya sangat terkejut mereka (panitia) tidak menyediakan sama sekali surat permohonon protes, malah menganjurkan kami menulis di kertas biasa tanpa kop surat, dengan beberapa saksi atlet yang pernah menjadi satu team dengan atlet yang ikut di TTT, panitia tetap tidak bisa berbuat apa apa dan malah menghindar...lempar sana sini...beberapa team dengan sangat jelas memperkuat formasi mereka dengan bantuan atlet / mantan atlet...
Certified UCI kok pelaksanaan nya seperti begitu ? Gimana pak Panitia ??
Bagi saya ini sangat mengecewakan, dimana rasa sportivitas dalam berolahraga sudah tidak ada, ibaratnya kelas bapak bapak di aduin dengan kelas Atlet, mau berlatih seperti apapun tidak akan mungkin menang lawan Atlet atau Mantan Atlet, alias tidak selevel / tidak seimbang.
Team kami - SCT kali ini menduduki posisi 6 dari 47 peserta, team kami murni penggemar dan kami berlatih sangat intens dengan harapan bisa menduduki 3 besar di kategori penggemar, ternyata kenyataan di lapangan berbicara beda....race TTT kali ini bukan murni penggemar, berbeda dengan penyelenggaranya FPSJ yang sangat memprioritaskan penggemar / hobbies...atlet dan mantan atlet nggak bakal bisa ikut di kelas penggemar, sesuai slogan FPSJ - Dari dan Untuk Penggemar.
Begitu juga kejadian di kelas Master Criterium, pembalap yang dari kelas Master Expert / Mantan Atlet sesudah selesai balapan di kelas mantan Atlet bisa langsung lanjut lomba di kelas Master A Penggemar (anda bisa lihat tabel diatas hasil pemenang di kategori Master Expert dan Master A), sangat jelas aturannya, mantan Atlet nggak boleh ikut di kategori Master A yang dikhusus kan untuk penggemar.
Sebelum event ini dimulai kami ditawarin dengan janji janji manis, kelas penggemar khusus untuk kelas penggemar, tidak boleh dicampurin Atlet dan Mantan Atlet, kepercayaan tersebut kami yakinin dengan menurunkan 6 team di kelas TTT (murni penggemar), tetapi pelaksanaanya berbeda semua dan anda tidak bisa protes atau berbuat apa apa...lebih baik panitia tidak usah membuat regulasi yang aneh aneh yang malah merugikan salah satu pihak, langsung saja di buka kelas "Open",  kami juga pasti akan turunkan Atlet di kelas TTT untuk memperkuat Team kami.
Dengan regulasi yang jelas, kalah ataupun menang tidak akan menjadi masalah, semua happy.
Mudah mudahan di event akan datang, regulasi semakin jelas dan semakin professional, sportivitas di junjung tinggi.


Proses latihan dan dukungan internal team.

Untuk meng "goal" kan target podium di event race JIEXPO 2014, kami (SCT) melewatinya dengan penuh suka dan duka saat proses latihan, dalam jangka waktu yang sangat pendek (1 bulan) kami mengejar target program yang harus diselesaikan, program dari coach Fanny Gunawan, kondisi cuaca saat itu sedang tidak bersahabat (sering hujan intensitas tinggi) hanya 70% program yang bisa terselesaikan.
Kecelakaan saat proses latihan tak terhindarkan (sepeda sampai patah , helm sampai pecah), puji Tuhan tidak ada yang sampai fatal. 
Konflik internal group - pertentangan antara yang mendukung dan tidak mendukung balapan ini, seleksi team yang ketat kadang membuat konflik tak terhindarkan, isu negative sangat kental.


Menjadi satu renungan buat kita, apakah layak komunitas penggemar di ikut sertakan berkompetisi dalam suatu ajang balapan yang regulasi nya belum jelas? Apakah sebaiknya komunitas penggemar kembali ke asal nya sebagai Fun Biker's dimana bersepeda dengan fun (contoh: event Audax) dan santai tanpa ada tekanan untuk meraih target, kadang target tersebut hanya sebagai impian di atas awan yang hanya untuk kepuasan sesaat alias "Khayalan Semu ".
Jangan sampai semangat kompetisi menghasikan bibit bibit permusuhan di dalam team, hanya 10%-20% di dalam suatu komunitas yang anggotanya suka balapan dan sisanya tidak tertarik.
Keseimbangan hidup antara kesenangan bersepeda dan prioritas ke keluarga adalah kombinasi yang baik untuk mencapai jasmani dan rohani yang seha, salam gowes.



Bersama Coach Fanny Gunawan


 Pak Marwan Juara 2 Master B

SCT Team Time Trial



  Ben Elliot - Snail Cycling Team / Serpong Canada Team

SCT Girls : Silvia - Helen - Kari

Ben & Kari Elliot