Mengapa tertarik untuk bersepeda ?
Beberapa orang bersepeda karena beberapa alasan, bersepeda untuk kesehatan, untuk kompetisi, untuk bersosial atau sebagai sarana transportasi yang ramah lingkungan, dari semua alasan itu semua, tujuan nya adalah kita menikmati "Share the joy of cycling ".
Ditulisan saya kali ini akan difokuskan ke komunitas sepeda balap khususnya dijaman "Now' , terjadi perubahan yang begitu cepat, sangat dinamika khususnya di level penggemar sepeda balap di Indonesia.
Hampir 2,5 tahun saya "off" dan kembali lagi, bertapa kagetnya perubahan yang terjadi khusus nya kompetisi di komunitas, banyak pembalap pembalap muda ataupun pembalap "senior" yang semakin terpacu dengan latihan latihan sekelas atlet padahal mereka adalah pembalap dari kelas penggemar, perkembangan dunia sepeda balap khususnya teknologi aerodinamis semakin canggih, khusus nya frame frame "Aerobike", dominasi pabrikan dari USA menjadi pioner sepeda balap Aerobike, seperti yang lagi "hot" Trek Madone 9.9 dengan konsep "Trek’s new Kammtail Virtual Foil (KVF) tube profiles" atau brand Specialized S-Works Venge ViAS, Wilier Cento10 Air, dll.
Beberapa event balapan atau touring laris manis diserbu penggiat sepeda balap, di awal tahun ini seperti event GFNY - Grand Fondo New York di Bali dengan tag line Be A Pro For A Day dengan jumlah peserta mencapai hampir 500an peserta, kondisi rute 50% tanjakan dengan elevasi 2110 mdpl menambah adrenaline bagi penggemar sepeda balap khususnya yang fokus ke kompetisi.
Pemenang pertama di GFNY tahun ini untuk kelompok pria, juara pertama diraih Juwanto dengan catatan waktu 4 jam 4 menit 13 detik. Urutan kedua dan ketiga ditempati Aryanto Nugroho (4:10:8) dan Candra Dauna Utama (4:10:7).
Sedangkan kelompok putri, urutan pertama didapat Gia Amalia dengan catatan waktu (5:17:54.) Posisi kedua dan ketiga diraih Christina Liew (5:26:48 detik) dan Stelle Chen He (5:30:9 detik)
Ada satu hal yang menarik bagi saya adalah keikutsertaan pembalap penggemar di ajang Asian Cycling Championships 2018 Road & Paracycling, yang berlangsung di Nay Pyi Taw, Myanmar, 6-12 Februari 2018.
Salah satu klub senior di Jakarta yaitu KGB (Kelapa Gading Bike) mengirimkan 2 pembalap ke ajang bergengsi ini, yaitu Roy Aldrie dan Frederick Murtanu, seperti yang kita ketahui, sosok Roy Aldrie adalah pembalap yang diseganin di dunia balapan khususnya di level penggemar, sering meraih podium di beberapa ajang balapan.
Roy Aldrie bisa dibilang hampir sekelas dengan atlet junior padahal Roy hanyalah pembalap yang asalnya dari hobies, talentanya luar biasa...
Berita diambil dari website PB ISSI :
https://www.icf.id/news/pb-issi-fasilitasi-atlet-komunitas-ke-kejuaraan-asia/
Dengan semangat membuka diri kepada seluruh komunitas sepeda di Indonesia, PB ISSI untuk pertama kalinya memfasilitasi pengiriman atlet komunitas untuk berlaga di Asian Cycling Championships 2018 Road & Paracycling, yang berlangsung di Nay Pyi Taw, Myanmar, 6-12 Februari.
Dua atlet komunitas yang ikut berlaga di Myanmar adalah Roy Aldrie Widhijanto dan Frederick Murtanu dari klub KGB Sepeda Kita. Mereka akan turun kelas master 35-39 tahun.
Semua berawal dari gowes bareng komunitas KGB di mana Roy dan Frederick bergabung. Atlet paracycling nasional M Fadli juga kerap gowes bareng bersama mereka. Dari sanalah, keduanya mendapat informasi bahwa Kejuaraan Asia di Myanmar juga melombakan kelas master.
“Fadli cerita bahwa tahun ini ada event kejuaraan Asia di Malaysia dan Myanmar. Kemudian, saya cek website dan ternyata di Myanmar ada kelas master. Saya mencoba untuk daftar langsung. Tapi untuk mendaftar harus melalui federasi nasional, yaitu PB ISSI,” kata Roy saat dihubungi, Kamis (8/2).
Lalu, Fadli memperkenalkan Roy kepada manajer timnas Budi Saputra. Setelah itu, pendaftaran untuk berlomba di Myanmar pun beres.
Seperti juga anggota komunitas sepeda di Indonesia pada umumnya, Roy juga pernah mengikuti berbagai balapan, salah satunya kejuaraan nasional di Singapura untuk nomor Individual Time Trial di kelas master.
Menghadapi kejuaraan ini, Roy tidak melakukan persiapan khusus karena setiap hari sudah berlatih dengan KGB. Apalagi, KGB juga memiliki tim balap.
Dengan jumlah komunitas penggemar sepeda di Indonesia yang sangat banyak, PB ISSI memang terus berusaha membuka diri agar anggota komunitas juga mau terlibat membangun prestasi balap sepeda nasional. Bagi mereka yang ingin menyalurkan hobi, PB ISSI memiliki kegiatan cycling for all atau bersepeda untuk semua, seperti yang juga menjadi program badan balap sepeda dunia, UCI.
Sementara itu, untuk yang masih ingin mencicipi kompetisi PB ISSI juga siap memfasilitasi mereka untuk berlomba di kelas master atau open. Salah satu kewajiban bagi yang ingin mengikuti kompetisi adalah memiliki lisensi ICF dan/atau UCI dengan cara mendaftar di situs web resmi PB ISSI atau di sekretariat PB ISSI.
“Pada prinsipnya PB ISSI terbuka untuk semua penggiat sepeda, tak terbatas pada prestasi saja. Buat para pehobi, ada program cycling for all. Buat yang masih ingin berkompetisi juga ada wadahnya. Dan tentu saja kami terbuka juga untuk mereka yang ingin menyumbangkan tenaga dan dana untuk kemajuan balap sepeda nasional,” ujar Budi.
Salut untuk PB ISSI sangat mendukung komunitas penggiat sepeda balap di Indonesia.....
Beginilah pembalap komunitas jaman "Now", Anda bisa membayangkan event Kejuaraan Asia di Myanmar untuk kelas Master usia 35-39 tahun average speed adalah 43.7km dengan jarak 34km adalah suatu terobosan yang luar biasa untuk seorang hobies, butuh latihan tekun dan kesabaran, tidak bisa instan.
Lihat no urut 15, pembalap kelas Master di lingkungan team Elite
Bagi teman teman komunitas yang tertarik di bidang kompetisi sepeda balap, masih banyak peluang terbuka untuk Anda mencoba, berlatilah yang tekun dan sabar, niscaya akan ada hasil yang dicapai.
Semoga bermanfaaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar